Tuesday, July 9, 2013

MENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK



MENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.             Latar  Belakang
            Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang di lakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar nak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh,  perkembangan  motorik  berkembang  dengan  kematangan syaraf  dan  otot  yang meliputi motorik kasar dan halus.
            Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar .  Widodo  (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang yang berkordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan.
            Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunaan syaraf, otot, otak, dan spinal cord.  Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan ototo-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhui oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.  Misalnya,  kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat  penting agar anak bisa berkembang dengan optimal dan perkembangan motorik sangat di pengaruhi oleh organ otak   sehingga lewat bermain, terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melakukan melompat, melempar, atau berlari.  Selain itu juga anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
            Pendidkan PAUD di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau Belajar seraya bermain”.  Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu di harapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak  bisa  merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama proses belajar mengajar.  Dalam standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan pendidikan di PAUD adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni, untuk memasuki pendidikan dasar. Berdasarkan observasi di PAUD  anak-anak menunjukan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam menganyam kertas warna, yang ditandai dengan kurang terampilanya siswa dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran.
            Aktivita anak dalam  keterampilan menggerakan motorik halus dalam perkembangan menganyam dari kreativitas anak masih belum terampil dengan ketidak maksimalan ini penyebabnya dalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya. 
            Pendidikan di PAUD dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan menyesuaikan metode sesuai karakteristik tujuan anak yang di beri pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) akan membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga  dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.
            Sedangkan kompotensi dasar motorik anak PAUD yang diharapkan dapat di kembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah /PAUD adalah anak mampu :
            Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media /bahan menjadi suatu karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak PAUD, guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran.
            Karakteristik mengembangkan kemampuan motorik anak di PAUD , melatih gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. 
            Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru memperhatikan tempat di luar kegiatan, apakah di dalam ataukah  di luar kelas, keterampilan apa yang hendak di kembangkan melalui berbagai kegiatan, serta tema dan pola yang di pilih dalam kegiatan pembelajaran.  
            Misalnya untuk mengembangkan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai atau menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang di lakukan di dalam kelas. 
            Namun, guru perlu menyediakan semua peralatan yang di perlukan setiap anak, seperti kertas, gunting, pensil warna atau buku–buku untuk pola yang akan di gunting anak, jumlah peralatan dan bahan di harapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri.    
            Metode yang di pergunakan adalah metode kegiatan  yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu di kembangkan anak seperti untuk kegiatan motorik halus anak dapat di berikan aktifitas menggambar, melipat membentuk, meronce dan sebagainya.
            Berikut ini di PAUD  pengembangan motorik anak, di mana guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak di PAUD dengan  menganyam kertas warna.
            Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakan pergelangan tangan saat memegang kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menyiptakan keindahan.
            Topik yang di pilih adalah keterampilan menganyam kertas warna / kertas lipat. Kegiatan anak akan di laksanakan di dalam kelas . Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan di lakukanya bersm anak-anak di kelas.
1.1.1.  Rumusan  masalah
            Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan di atas. Masalah penelitian ini dapat di rumuskan “Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna di PAUD  ?”.
1.1.2.  Tujuan  masalah
       Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kertas warna dengan metode observasi di PAUD  .
1.2.                 Manfaat  penelitian
a.             Bagi siswa : Siswa mendapatkan pengalaman langsung untuk   mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan menganyam kertas warna yang menyenangkan.
b.              Bagi guru : Untuk menambah pengetahuan, keterampilan atau kegiatan guru dalam menggunakan metode dan alat  pembelajaran yang  tepat.
c.             Bagi sekolah :  Memberikan masukan agar meningkatkan kualitas anak sehat rohani dan jasmani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Tinjauan  pustaka
2.1.1.         Hakekat perkembangan motorik halus
            Perkembangan  gerak  motorik  halus  adalah  meningkatnya  pengkoordinasian  gerak tubuh yang melibatkan otot dan saraf  yang  jauh lebih kecil atau detail.  Kelompok otot dan saraf  inilah yang nantinya mampu  mengembangkan  gerak motorik halus seperti meremas kertas, menyobek,  menggambar, menempel, dan sebagainya (Hurlock, 1996).     
            Sedangkan  menurut  Nursalam  (2005)  perkembangan  motorik  halus  adalah  “Kemampuan  anak  untuk mengamati  sesuatu dan melakukan  gerak  melibatkan  bagian-bagian  tubuh  tertentu  dan  otot-otot kecil , memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.” Karakter perkembangan motorik halus menurut Mudjito (2007) keterampilan motorik halus yang paling utama adalah :
a.             pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum
b.             berbeda  dari kemampuan gerak halus anak bayi.
b.         Pada usia 4 tahun , koordinasi motorik halus anak secara subtansi
sudah mengalami kemajuan dan gerakanya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna.
c.          Pada usia 5 tahun , koordinasi pada motorik anak sudah lebih sempu rna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi  mata.          
d.         Pada akhir masa anak-anak usia 6 tahun ia belajar bagai mana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung  pensil.
            Gerakan motorik halus adalah bila  gerakan hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan otot-otot kecil, seperti ke trampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan  tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi  mata dan  tangan dan tangan yang cermat. 
            Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia PAUD, antara lain adalah anak mulai bisa menyikat giginya,  menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya.  Perkembangan motorik  merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan  yang dapat di lakukan anak. 
            Misalnya dalam kemampuan motoric kasar anak belajar menggerakan seluruh atau bagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus pada anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata.  Anak juga belajar  menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak dan anak belajar  bekreasi,  seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas,  menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. 
            Dalam  melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujino, metode perkembangan fisik ).
2.1.2.              Faktor-faktor  dan fungsi Motorik Anak
             Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motoik anak yang
            Dapat di lakukan oleh guru :
a.             Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak
Melatih keterampilan motoriknya.
b.             Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan.
c.             Aktivitas fisik anak bervariasi yaitu, aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira sambil menggerakan anggota tubuh.          
Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang di harapkan  sesuai dengan perkembanganya. Fungsi Perkembangan Motorik Halus  Menurut  Mudjito  (2007)  mencatat  beberapa  alasan  tentang  fungsi
            Perkembangan  motorik halus yaitu :
a.     Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
Memperoleh perasaan senang .
b.     Melalui keterampilan motorik , anak dapat beranjak dari kondisi helpenness   (tidak berdaya) pad bulan-bulan pertama kehidupanya.
c.     Melalui keterampilan Motorik , anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.

2.2.   Karangka pemikiran
2.2.1.              Menganyam
            Menganyam  adalah  suatu  kegiatan  keterampilan  yang Bertujuan  untuk  menghasilkan  aneka  benda  atau  barang  pakai   dan  benda  seni, yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan        atau menumpang  tindihkan bagian-bagian pita anyaman secara bergantian  Menganyam  juga  dapat  di  artikan  suatu  teknik  menjalin lungsi dengan pekan. 
            Lunsi adalah pita atau iratan  anyaman yang letaknya  tegak lurus terhadap si penganyam.  Pakaan adalah pita /  iratan  yang  di susupkan pada lungsi dan arahannya berlawanaan / melintang  terhadap  lungsing.  Menurut  arahan  sumbu  dan  jumlah  pita   yang  di  usupkan  dapat  di  bedakan  :  anyaman dua sumbu, nyaman tiga,  dan anyaman empat sumbu . anyaman dua  sumbu atau  anyaman silang memiliki ciri yaitu menampilkan jalinan pita /iratan yang  saling tegak lurus atau miring. Misalnya anyaman silang tunggal /enem warek dan anyaman silang ganda /enam kepang.
            Adapun kreativitas menganyam di PAUD  yang di maksud adalah keterampilan dalam melakukan aktivitas praktek membuat Motif  anyaman  dasar sederhana, anyaman kombinasi dengan   menggunakan  bahan  kertas  berwarna,  pita,  janur,  daun pisang, dan  lainya . 
      Dalam penerapannya di perlihatkan bahan dan motif anyaman yang di sesuaikan dengan kondisi setempat dan tingkat kemampuan  anak di PAUD .  Bahan dan alat untuk kerajinaan  kertas  warna ini yaitu :
a.             Kertas warna
    Kertas  yang  di  gunakan  untuk  praktek  menganyam  di   PAUD adalah  Jenis  kertas  yang  cukup  tebal  sehingga  akan  lebih  mudah dalam penggunaannya dan biasa menghasilkan bentuk anyaman yang baik.  Dan jenis kertas  tersebut yaitu kertas gambar, kertas manila, kertas buffalo, kertas asturo, kertas berwarna / hias, kertas kalender  dan lainnya juga bisa. 
b.             Alat
Peralatan untuk menganyam di PAUD  yang di gunakan
Yaitu :
1.             Gunting di gunakan untuk memotong lembaran kertas yang akan di gunakan untuk membuat bagian-bagian anyaman.
2.             Alat ukur yaitu penggaris yang digunakan untuk menentukan ukuran panjang dan lebar sewaktu menyiapkan bagian-bagian anyaman.
3.             Lem  kertas  yaitu alat pengerat atau penempel, yang mana bisa juga di sebut alat pembantu  untuk perekat anyaman.
2.2.2.         Manfaat  menganyam
            Manfaat menganyam banyak kegunaannya bagi anak-anak yang ada di PAUD , selain sebagai unsur  pendidikan juga untuk mengembangkan koordinasi mata dan tangan, antara lain :
a.             Anak dapat mengenal kerajinaan tradisional yang di tekuni oleh masyarakat Indonesia.
b.             Guna untuk melatih motorik halus anak.
c.             Melatih sikap emosi anak.
d.             Dapat terbina ekspresinya yang tumbuh dari pribadinya sendiri, bukan pengaruh dari orang lain.
e.             Dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini masih mengendap.
f.             Dapat membangkitkan minat anak .
g.             Dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
h.             Dapat bermanfaat bagi perkembangan anak.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.    Jenis  Penelitian
        Penelitian   ini  termasuk  jenis  penelitian  tindakan  kelas  atau PTK.  Menurut Trianto, M.pd (2011) Penelitian tindakan kelas adalah :
a.          Penelitian  yang  mengikutsertakan  secara  aktif  para  guru dan dan siswa dalam berbagai tindakan.
b.         Kegiatan refleksi  ( perenungan, pemikiran, evaluasi ) di lakukan berdasarkan pertimbangan rasional ( menggunakan konsep  teori )  yang mantap  dan  valid   guna  melakikan  perbaikan  tind-akan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi .
c.          Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran di lakukan dengan segera dan di lakukan secara praktis (dapat di lakukan dalam praktik pembelajaran ).  PTK  Yang  mana  penelitian   tindakan kelas ini  bertujuan  untuk Meningkatkan   keterampilan  motorik  halus  anak  melalui menganyam  Kertas  warna di PAUD .
3.2.   Subjek Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada siswa kelompok  B  di  PAUD
  yang  terdiri  dari 20 siswa,  yang  mana  terdiri  dari  dari  9  laki-laki  dan  11 perempuan dan seorang  guru  yang  kompeten  mengajarnya dengan metode
3.3.   Tempat dan waktu penelitian
Penelitian  tindakan  kelas   (PTK)  ini  dilaksakan  di  kelompok siswa PAUD , waktu pelaksanaan semester II pada tahun ajaran 2012/2013.
3.4.   Faktor yang  di teliti
Faktor yang di teliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang di teliti adalah :
a.          Anak didik, yaitu kreativitas dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran melalui metode kreativitas menganyam kertas warna yang di sesuaikan pada tema saat pembelajaran tersebut.
b.         Guru, yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan menganyam kertas warna pada anak dengan  pembelajaran yang menyenangkan.
3.5.  Rancangan dan pelaksanan tindakan
            Rencana dan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas yang akan  di laksanakan yaitu :
a.          Persiapan Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang di laksanakan merupakan sebuah  buah proses pembelajaran dalam meningkatka partisi dan hasil belajar anak melalui kegiatan kelompok dalm kegiatan metode keterampilan menganyam kertas warna.
Penelitian tindakan kelas yang akan di laksanakan dengan dua siklis, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan  kompetensi  yang  dicapai ,  berdasarkan  perencanaan  yang telah di desain sebelumnya .
Untuk mengetahui kompotensi dan hasil dari metode tersebut di lakukan prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap kegiatan yang di laksanakan untuk ddiskusiksn hasilnya dengan tujuan sebagai perbaikan.
Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak dalam KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) di lakukan pengamatan keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung di sekolah :
1.          Pembuatan lembar instrumen Penelitian.
2.         Membuat SKM ( Satuan kegiatan Mingguan )dan RKH
             (Rencana Kegiatan Harian) .
3.         Mempersiapkan media pembelajaran.
4.         Mempersiapkan materi pembelajaran untuk di bagikan pada anak.
5.         Membuat Evaluasi  siap  tahap  hasil  penelitian, agar dapat mengetahui hasil dari penelitia tindakan .
6.         Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesesuai tama  pada hari itu.
3.6.   Pelaksanaan  tindakan
Pelaksanan tindakan kelas di lakukan pada saat kegiatan pembelajaran di PAUD dengan melibatkan anak didik secara langsung guna membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar anak aktif dalam dalm kegiatan metode keterampilan menganyam kertas warna.
Dengan proses pembelajaran tidak hanya di dalam ruang kelas, namun juga kegiatan di luar yaitu seperti orentasi   yang dilaksanakan satu bulan sekali.
3.7.   Pengamatan
Dalam tahap ini di lakukan pengamatan terhadap pelaksanakan di kelas  Dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah di siapkan.
3.8.  Refleksi
 Kegiatan refleksi di awali  dengan memeriksa catatan yang di peroleh dari pengamatan penelitian, sehinga dapat mengetahui apakakah metode keterampilan menganyam kertas warna dapat membantu mengembangkan motorik  halus anak .  Berdasarkan hasil penelitian ini  dapat mengetahui titik kelemahan dan kelebihan sehingga dapat  menentuka upaya perbaikan pada pada setiap siklus berikutnya . Proses ini akan berlangsung dua siklus sesuai .
3.9.           Tahapan siklus
            Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  :
a.          Siklus Satu
            Tahapan perencanaan pada siklus I di awali dengan melakukan langka-langkah pembelajaran dengan membuat Recan Kegiatan Harian  yang di persiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung . Pada siklus  satu di laksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu.   Tahapan dalam pelaksanan dalam siklus satu di laksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan menganyam kertas warna. Guru memberikan contoh kepada anak. 
            Tahapan Obsevasi pada siklus satu di laksanakan dengan menggunakan lembar obsevasi.  Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah di lakukan. Kegiatan Mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi  tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum menyelesaikan tugas latihan yang di contohkan guru.
b.         Siklus dua
            Tahapan  perencanaa  pada siklus II di awali melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat rencana  Harian yang di persiapkan sebelun kegiatan pembelajaran berlansung.  Pada siklus dua di laksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana kegiatan Harian dan menyiapkan sarana pendukung .
            Tahapan pelaksanaan pada siklus dua di laksananakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan menganyam kertas warna. Guru menujukan peragaan dan mencontohkan cara menganyam agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan menganyam kertas.  Dalam pelaksanaan penelitian di bantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah .
Tahapan obsevasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar  obsevasi , tanya jawab kepada anak tentang keterampilan  menganyam kertas warna.
Tahap refleksi pada Siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi , analisis,  penjelasan, penyimpulan.  Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan menganyam kertas warna , anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh guru.
c.          Siklus tiga
            Siklus tiga merupakan pendalaman mareti yang telah di berikan pada tindakan siklus I dan siklus II.  Dalam pelaksanaanya siklus III di fokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan menganyam kertas warna . Tindakan siklus III merupakan hasil akhir  dari peroses pembelajaran  pada tindakan I dilaksanakan pada 2 kali  pertemuan, tindakan siklus II di laksakan  5 kali putaran dan tindakan siklus III di laksanakan 2 kali pertemuan.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu prosses belajar mengajar di lakukan tes praktek .  Tes peraktek di lakukan tes praktek di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. 
Tes praktek di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menguasai cara menganyam  kertas warna. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran di adakan evaluasi akhir dan dan pencatatan selama proses kegiatan berlangsung. Suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama proses kegiatan berlangsung. 
3.10.          Instrumen penelitian
            Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal Sebagai berikut :
a.          SKM (Slastuan Kegiatan dan Mingguan) dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian) adalah perangkat pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar yang memuat kompotensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, Tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat peraga dan penilain.
b.         Lembar obsevasi Anak
Lembar observasi ini di gunakan untuk memantau perkembangan motorik halus anak dalam menggunakan metode keterampilan menganyam  kertas warna.
c.          Pedoman Evaluasi
Pedoman evaluasi guru di susun dan di gunakan oleh guru untuk mengevaluasi  anak guna mengetahui hasil dari metode yang di laksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan motorik halus anak selanjutnya.
3.11. Jurnal guru
Jurnal guru di gunakan untuk mengevaluasi metode keterampilan menganyam yang di lakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung  agar dapat di ketahui hasil yang digunakan di kelas dalam  metode keterampilan tersebut.
3.12.          Teknik pengumpulan data
                Tehnik pengumpulan data yang di lakukan dan di peroleh berupa :
a. Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga di peroleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang di peroleh sebelumnya .
b. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang di teliti.
c. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen baik berupa dokumen primer maupun skunder yang menunjang proses pembelajaran.
3.13. Tehnik analisis Data
     Tehnik analisis data di susun berdasarkan buku penelitian  tindakan kelas  yang di susun oleh  Zainal Aqib( 2009: 115) dan Trianto ,M.pd  (2011: 71) yaitu data yang di peroleh melalui observasi persiklus selam  2  kali  pertemuan  analisis  dalam  menentukan  kelebihan  atau  kelemahan  tindakan.
      Melalui kegiatan refleksi, setiap indicator  di cermati sehingga di peroleh keimpulan untuk program perbaikan pada siklus berikutnya.
Data yang di peroleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi  yang  merupakan  hasil  komunikasi guru dan anak setiap pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus lalu di persentasekan berapa siswa  yang dapat aktif dan merespon dalam metode keterampilan menganyam kertas warna sehingga perkembangan motorik halus anak dapat tercapai selama kurang lebih 30 menit. 
Data  ini untuk  mengetahui  data perkembangan anak secara umum.  Sebaiknya untuk  mendapatkan data peningkatan kemampuan anak tiap individu, penelitian membuat catatan khusus pencapaian anak setiap siklus, hal ini sesuai dengan satuan kegiatan mingguan (SKM) dan Rencana kegiatan harian (RKH).
Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam dalam mengembangkan motorik  halus anak dengan metode keterampilan menganyam kertas warna di lakukan berhasil jika pembelajaran  itu  minimal  mencapai 70 % - 80 % yang berarti  (berkembang sesuai harapan)  dari  jumlah    Anak yang ada di kelas  yang di  rumuskan  dalam  tiap  keberhasilan Pembelajaran dengan pedoman penilaian hasil kemampuan anak dalam Persiapan yang di sampaikan oleh guru.
            Nilai Rata – rata  jumlah ank = Jumlah Nilai Anak  x  100 %.


DAFTAR  PUSTAKA
Berk, Laura E.2007.Developmen through the Lifespan.New York : Paerson
Hurlock B. Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Suyadi.1982. Bimbingan konseling untuk PAUD. jogjakarta : Diva pres
Hartati,sofia.2007.Seri panduan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
                 Jakarta :  Eno Media.

Arikunto,s.,suhardjono, dansupardi. 2006. penelitian tindakan kelas.
                 jakarta : Bina Aksara.

Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6).
                Penerbit Erlangga: Jakarta.

 Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Kognitif.Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Diroktorat Pembinaan Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar.

Rahmat.2003.”Manfaat permainan bagi kecerdas emosional “.jurnal ilmu pendidikan islam fakultas Tarbiyah UIN sunan kalijag Yogyakarta,Vol.4,No.2.

Trianto ,Mpd.2011.”panduan penelitian tindakan kelas”. Jakarta : Prestasi
               Pustaka Karya

Prof.Dr.Hj.Samsunuwiyati mar’at, S.psi “ psikologi perkembangan”.
               Bandung  :  PT Remaja Rosdakarya

Dr. Hm. Musfiqom, M. pd “ Pengembangan media dan sumber pembelajaran”.
               Surabaya : Prestasi pustaka Publisher

Suyadi, “Bimbingan konseling untuk PAUD”.  Jogjakarta : DIVA Press

Munandar, Utami, “Mengembangkan Bakat dan Krativitas Anak Sekolah”.
                Jakarta : PT Gramedia 1987

Sudino, Anggani, “Sumber Belajar  dan  Alat  Permainan”. Jakarta : Grasindo
                 2000